MUI Kritik Keras Singapura Terhadap Penolakan UAS Masuk Singapura
|
, - WIB
|
Foto:internet |
TERKAIT:
JAKARTA, - Majelis Ulama Indonesia (MUI) merespon penolakan Singapura terhadap penceramah Ustaz Abdul Somad (UAS) dan rombongan pada Senin 16 Mei lalu
Ketua MUI bidang Hubungan Luar Negeri Sudarnoto Abdul Hakim mengkiritik keras Singapura yang menolak UAS memasuki negara tersebut.
Sudarnoto menilai Singapura berlebihan dengan menganggap UAS sebagai penceramah radikal dan ekstrimis.
"Berlebihan Singapura itu. Sangat berlebihan. Apalagi dia menyebut ekstremis, jadi enggak benar itu," kata Sudarnoto kepada CNNIndonesia.com, Rabu (18/5)
Sudarnoto menuding pemerintah Singapura lebih pro terhadap Yahudi dan Israel. Ia pun mempertanyakan sikap Singapura apakah mau menganggap negara Israel sebagai teroris.
Sudarnoto pun meminta Singapura tak membuat pernyataan atau alasan yang tak sesuai keadaan sebenarnya. Menurutnya, pemerintah Indonesia tak pernah mencekal kegiatan dakwah UAS selama ini.
"Kalau seandainya dia teroris dan pro ekstremis, pemerintah Indonesia sudah mencekal sejak lama, tapi ini enggak ada persoalan. Jadi pernyataan Singapura sangat mengganggu sekali," katanya.
Lain dengan MUI yang bersikap keras, BNPT justru tak mau ikut campur dengan kebijakan otoritas Singapura. BNPT menganggap deportasi terhadap UAS harus menjadi pelajaran bagi Indonesia.
BNPT Hormati Sikap Singapura
Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Ahmad Nurwakhid mengatakan upaya yang dilakukan oleh negara tetangga Indonesia itu tak lebih dari antisipasi dini terhadap potensi ancaman kepada negaranya.
Menurutnya, Singapura saat ini lebih unggul dari sisi pencegahan ancaman dan bentuk-betuk teror.
Misalnya, kata Nurwakhid, jika Indonesia masih melakukan upaya preventif strike atau penegakan hukum terhadap ancaman teror, Singapura sudah tahap pencegahan dari hulu, yakni pemikiran radikalisme.
"Singapura lebih hulu yakni 'pre-emptive strike', yakni pencegahan terhadap potensi ancaman aksi yang disebabkan oleh pandangan, doktrin dan ideologi," kata Nurwakhid, Rabu (18/5).
Nurwakhid menghargai kebijakan yang diambil oleh pemerintah Singapura terhadap UAS. Ia menyatakan tak akan mengintervensi penolakan kedatangan UAS dan rombongan ke negara tersebut.
Sebelumnya UAS dan rombongan ditolak masuk Singapura pada Senin lalu. UAS sempat ditahan beberapa jam, sebelum akhrinya diminta kembali ke Indonesia pada hari yang sama.
UAS mengecam tindakan Singapura itu. Ia menyatakan kedatangan bersama keluarga dan rekannya dalam rangka liburan, bukan untuk dakwah ataupun pengajian.
Pemerintah Singapura sendiri menilai UAS menyebarkan ajaran yang ekstremis dan bersifat segregasi. Singapura juga menyampaikan kritik terhadap pernyataan UAS yang pernah membahas soal bom bunuh diri dalam ceramahnya.
"Somad dikenal menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi, yang tidak dapat diterima di masyarakat multi-ras dan multi-agama Singapura," mengutip situs resmi Kemendagri Singapura.**
Sumber CNN