Harga Beras RI Disebut-sebut Paling Mahal Dibanding Harga Sesama Produsen ASEAN
|
, - WIB
JAKARTA (riaueksis.com) - Beras tengah jadi sorotan dalam beberapa hari terakhir. Harga beras di Indonesia dianggap lebih mahal jika dibandingkan dengan negara sesama produsen beras di ASEAN seperti Vietnam, Thailand, dan Myanmar.
Namun jika dibandingkan dengan negara importir beras seperti Singapura, apakah beras di negara tetangga tersebut lebih mahal?
Harga perbandingan seperti dilakukan, detikFinance, harga beras yang ada di Negeri Singa tersebut pada Minggu (29/7/2017). Salah satunya, di Mustafa Center.
Beras yang dijual di Singapura sebagian besar diimpor dari Thailand dan India. Beras dari India jenis Basmati jadi salah satu beras yang paling diminati warga Singapura, terutama warga keturunan India. Harganya pun bervariasi dari mulai dari SGD 2,58 atau Rp25.335 (kurs Rp9.820) setiap kilogramnya. Adapula beras Basmati yang dijual sampai SGD 3,18 atau Rp31.227 per kg.
Beras Basmati memiliki tekstur biji yang lebih panjang dan lebih perah dibandingkan beras yang biasa dikonsumsi di Indonesia.
Sementara beras asal Thailand memiliki harga yang lebih murah. Beras asal Thailand yang masuk kategori kualitas premium seperti di Indonesia dijual per kg dengan harga kisaran SGD 1,58 atau Rp15.515 sampai SGD 2,1 atau Rp20.622.
Selain di Mustafa Center, banyak juga minimarket yang khusus menjual bahan pangan yang bertebaran di sekitar kawasan Serangon, Singapura, kebanyakan dimiliki warga keturunan India. Harga berasnya pun hampir sama seperti di Mustafa Center.
Sementara harga beras di Indonesia sesuai dengan Permendag 47 Tahun 2017 tentang Harga Acuan, harga beras ditetapkan sebesar Rp 9.000/kg, sebelum kemudian aturan tersebut dibatalkan Menteri Perdagangan.
Di pasaran Indonesia, harga beras medium dijual dari kisaran Rp 7.800-11.000/kg untuk beras medium. Sementara untuk beras jenis kualitas premium dijual di kisaran Rp 12.000/kg. Bahkan di beberapa swalayan harga beras medium yang sudah dikemas di atas Rp 20.000/kg. (wan)
Dikutip dari: detikfinance.com