RiauEksis.com - lembaga survei Kedai Kopi yang melakukan penelitian seputar kostum Prabowo itu. Kostum Prabowo yang dianggap monoton dan dipakai untuk tiga Pilpres itu dianggap bikin bosen pemilih.
"Gayanya Prabowo gitu-gitu aja. Kalau saya jadi timsesnya Pak Prabowo hal pertama yang saya ganti adalah kostumnya. Warnanya jangan lagi putih, krem, coklat, orang bosen ngeliatnya," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer Hendri Satrio, kepada wartawan, Senin (22/10/2018).
Kostum ini sudah dipakai Prabowo di Pilpres 2009 saat menjadi cawapres pendamping Megawati Soekarnoputri, di Pilpres 2014 kala berduet dengan Hatta Rajasa jadi penantang Jokowi-JK, dan kini dipakai lagi di Pilpres 2019.
"Ganti lah misalnya sering-sering pakai batik, baju koko, biar fresh. Jadi bisa menampilkan this is new Prabowo," sambungnya.
Jika ditarik dari Pilpres 2014, Jokowi sudah mengubah gaya di Pilpres 2019 ini. Di 2014 Jokowi mengenakan kemeja putih dan jelang Pilpres 2019 ini mengenakan kemeja putih dengan tulisan bermotif batik bersih, merakyat, kerja nyata.
Ngomong-ngomong soal kostum kampanye, cawapres pendamping Prabowo, Sandiaga Uno, mengenakan kemeja warna biru telur asin. Konon kostum sandi ini pilihan putra Prabowo, Didit Hediprasetyo, agara lebih milenial dan menarik pemilih muda plus emak-emak yang memang jadi target Sandiaga.
Nah soal kampanye Prabowo yang dianggap bikin bosan itu, Gerindra beda pandangan. Buat Waketum Gerindra Fadli Zon, tak ada yang salah dengan kostum Prabowo.
"Kalau menurut saya Pak Prabowo itu apa adanya sih. Jadi pakaian itu kan dianggap pakaian yang comfortable (nyaman) bisa di semua, ya dulu kan pakaiannya bisa cream-cream atau putih-putih, itu kan pakaian yang nuansanya dinamis, tidak formalistik dan tidak ada jarak di masyarakat," ujar Fadli di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (22/10/2018).
Menurut Fadli, Prabowo mencoba tampil apa adanya, tanpa polesan alias pencitraan. "Kalau menurut saya sih lebih bagus apa adanya ketimbang kemudian dipoles-poles, ini bajunya murah sekian, sepatunya murah kaya Pak Jokowi di 2014 kan gitu, harga baju jadi alat kampanye, celana baju sekian, sepatu sekian, saya kira itu akhirnya menimbulkan politik kebohongan," imbuhnya.
Lantas apakah kostum empat kantong ini bakal sukses mengantar Prabowo ke istana setelah melewati tiga Pilpres? ****(ptr)