PT PHR bersama KTH Bandar Bakau Lestarikan Hutan Mangrove dan Ekosistem, Pesisir Kota Dumai
PEKANBARU, Riaueksis.com - Kota Dumai yang terletak di pesisir pantai pulau sumatra mempunyai hutan bakau ( mangrove) yang hampir saja punah. Namun berhasil diselamatkan dari kepunahan oleh Darwis Muhamad Soleh 60 tahun, berkat kegigihannya menanam ulang budidayakan melindungi, bahkan menjadikan hutan bakau yang dikenal dengan nama Bandar Bakau menjadi tempat wisata edukasi dan tempat penelitian satwa dan ekodistemnya.
Dumai menjadi tempat tujuan wisata edukasi mangrove bagi pelajar , tempat penelitian dan pelestarian Mangrove dan peningkatan ekonomi bagi warga setempat
Sejak akhir tahun 2022 Bandar Bakau ini mendapatkan perhatian dari PT Pertamina Hulu Rokan.
Dan memberikan bantuan berupa pembangunan insfrastruktur dasar Seperti membuat jalan semenisasi di dalam kawasan hutan mangrove, membuat panggung untuk acara yang diselenggarakan oleh Kelompok Tani Hutan, ( KTH), maupun pengunjung, serta fasilitas toilet yang layak dan bersih di area hutan. Mangrove Bandar Bakau Dumai.
" Kita memberi bantuan untuk KTH Bandar Bakau atau lebih tepat dikatakan dorongan, karena pak Darwis dan kawan-kawan sudah berjalan usahanya.
Dan dengan mandiri dan inisiatif beliau mimpin anak muda yang tergabung dalam KTH Bandar Bakau sudah membuat cafee dan Home stay dipinggir pantai.
" Tutur
Priawansyah, Analyst Social Perfomance PHR WK Rokan.
Darwis Muhamad Soleh putra asli kota Dumai yang sangat mencintai tanah kelahirannya membenarkan penjelasan dari perwakilan PT PHR tersebut.
" Dulu sebelum dapat bantuan dari PT PHR saya membuat jalan didalam kawasan hutan Mangrove dengan kayu dari bangkai kapal tongkang yang saya beli. " Terang Darwis
Sebagai aktivis lingkungan hidup budayawan dan seniman, Darwis Muhamad Saleh terus berjuang keras untuk melindungi dan melihara hutan Mangrove Dumai, juga berusaha membangkitkan tradisi Melayu pesisir Riau Dilingkungannya.
Dia mulai melakukannya sejak 2010, di Bandar Bakau, dan Dumai umumnya.
Hutan mangrove ini juga menjadi sumber ekonomi bagi perempuan. Dari ekosiwsata di hutan mangrove ini, berbagai peluang ekonomi muncul seperti usaha makanan, sampai batik motif mangrove. Ia jadi pekerjaan sampingan bagi perempuan sekitar ekowisata mangrove pesisir kota Dumai.
" Para wanita di Bandar Bakau juga membuat kue kering khas Melayu seperti kue bangkit,
Kue ini dibeli pengunjung untuk oleh-oleh dan ini membuat maju UMKM si Bandar Bakau." Tutur Darwis kepada para jurnalis peserta PENA PHR pada Senin tanggal 26 September 2024.
Perjuangan Darwis untuk membangun Dan merawat hutan Bandar Bakau ini cukup panjang.
Karena Darwis harus berhadapan untuk penguasaan kawasan dengan perusahaan negara PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I yang hendak perluas dermaga. Berkat kegigihan dan konsistensi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akhirnya menetapkan areal itu jadi kawasan hutan produksi terbatas berdasarkan SK 903/2016 tentang kawasan hutan Riau.
Sebelumnya, lokasi itu bukan kawasan hutan alias areal pengunaan lain. PT Pelindo sebagai perusahaan Pemerintah merasa cukup kuat, ketika itu berupaya menyingkirkan Darwis dengan berbagai cara, mulai tawaran ganti rugi hingga teror bahkan penangkapan Darwis.
Bandar Bakau setelah mendapatkan bantuan dari PHR menjadi lebih tertata,bisa dilihat dari gerbang masuk kawasan Bandar Bakau, disebelah kanan ada cafe mungil untuk ngopi yang dikelola secara swadaya oleh anggota KTH yang beranggotakan 15:orang
Pimpinan pak Darwis.
" Semuanya sudah ada, PHR tinggal melanjutkan memperbaiki fasilitas yang ada saja seperti membuat gerbang depan,mengganti jalan untuk mengelilingi hutan Bandar Bakau yang dulunya terbuat dari kayu diganti dengan semen , juga pembuatan toilet umum. Pusat Galery " Tutur Preway.
Kunjungan anak sekolah mulai dari PAUD SD,SMP ,SMA sampai perguruan tinggi, dari tahun 2023 sampai hari ini kurang lebih sudah 3000 orang yang berkunjung ke Bandar Bakau, termasuk dari tamu-tamu dari mancanegara ada yang dari Rusia , dari Jepang dari Malaysia dari Singapura
" berbagai macam sekolah di provinsi Riau Dumai Pekanbaru Kampar Pelalawan dan lain sebagainya datang ke sini dan juga University untuk melakukan dari ekologi dan untuk anak-anak tentunya mulai dari PAUD itu kita memperkenalkan tentang pentingnya hutan bakau ini" Terang
Priawansyah.
Manggrove adalah salah satu tanaman yang paling banyak menyerap CO2 dibandingkan dengan tumbuhan lainnya.
Banyaknya jumlah karbon CO2 yang dikeluarkan oleh knalpot kendaraan bermotor, sangat berbahaya bagi manusia dan juga hewan,
Selain untuk paru paru dunia Keberadaan ekosistem mangrove itu sangat penting , karena ada banyak jenis binatang yang hidup di hutan mangrove Dumai, di antaranya Elang Putih dan jenis monyet Primata.
Selain itu menurut Preway KTH Bandar Bakau mereka ini dengan ada infrastruktur dasar yang kita berikan mereka nantinya. Bisa berkembang dan menjadi lebih menarik minat pengunjung ekowisata untuk mengadakan study banding & penelitian mengenai Manggrove dan ekosistemnya.
"Bisa mengembangkan dirinya itu yang menarik jadi tidak seperti mungkin ditempat-tempat lainnya, sepertinya dibantu terus gitu ya"
Lanjut Preway.
Selanjutnya dijelaskan Darwis Hutan mangrove, menyimpan karbon tertinggi, selain hutan tropis dan hutan rawa gambut.
Menurutnya sudah tak terhitung jumlah penelitian yang dilakukan berbagai lembaga da organisasi pencinta lingkungan di Bandar Bakau Dumai. Tidak hanya mahasiswa, akademisi juga meriset berbagai potensi sumber daya alam, sosial hingga ekonomi yang tumbuh dalam kawasan mangrove ini.
Beberapa kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan penyuluhan juga banyak dilakukan di sana. Termasuk memimpin praktikum mahasiswa sarjana hingga doktor bidang ilmu kelautan dan lingkungan.
“Kepada mahasiswa diberikan materi pengenalan keanekaragaman hayati dan lingkungan " Ujar Darwis.
Sementara untuk menjaga kelangsungan hutan Manggrove Darwis mengadakan pembibitan Manggrove dari buah Mangrove bersama sahabatnya dan juga keluarganya.
" Saya juga membudidayakan Manggrove bersama anggota KTH dan keluarga, agar Bandar Bakau tetap lestari, ada juga yang dijual, kemudian hasil penjualannya saya bagi tiga, yaitu untuk membeli polibag, untuk anggota KTH dan untuk biaya operasional saya tutup Darwis. ( len)