Senin, 31/08/20
 
Pawai TK Bercadar Dan Pegang Senjata, DPR: Tidak Mendidik

Putra | Nasional
Senin, 20/08/2018 - 11:01:08 WIB
Siswi TK di Probolinggo
TERKAIT:
   
 
RiauEksis.com – Tindakan para pendidik di sebuah Taman Kanak-kanak (TK) di Probolinggo, Jawa Timur, yang memberi dandanan ke sejumlah siswi mereka berupa cadar sambil menenteng replika senjata, dinilai tidak mendidik.

Menurut Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo, tindakan yang menghebohkan karena sebuah video viral dari acara pawai budaya, dikhawatirkan bisa merusak persepsi anak tentang konsep perjuangan Islam.

"Apa pun alasannya, memperlakukan anak-anak TK dengan cara seperti itu tidak dapat dibenarkan. Perlakuan seperti itu tidak mendidik," ujar politikus yang kerap disapa Bamsoet di Jakarta, Minggu, 19 Agustus 2018.

Selain itu, Bamsoet menyampaikan, mempertontonkan anak-anak berkarnaval dengan dandanan demikian juga tidak baik. Politikus Partai Golongan Karya ini menilai para anak seolah dipaksa menunjukkan suatu identitas yang tidak berasal dari dunia anak-anak.

"Perlakuan seperti itu bisa merusak persepsi anak, karena berpotensi mencabut mereka dari dunia anak-anak," ujar Bamsoet.

Lebih lanjut, Bamsoet menyampaikan, para orang tua dan pendidik diharapkan mendidik anak dengan cara yang tepat. Para anak seyogyanya diberi pendidikan dengan cara bermain, sambil tetap menjaga cara pandang dan pola pikir kanak-kanak.

"Jangan meracuni pikiran mereka dengan cara pikir orang dewasa," ujar Bamsoet.

Bamsoet menyampaikan bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), serta setiap pemerintah daerah harus mampu memastikan peristiwa serupa tidak terulang.

"Pelibatan anak dalam berbagai kegiatan hendaknya tetap berpijak pada dunia anak yang ceria," ujar Bamsoet.

Sebelumnya diberitakan, sebuah video dari acara pawai budaya yang menunjukkan siswi-siswi TK dengan dandanan mengenakan cadar sambil menenteng replika senjata, viral di media sosial Sabtu kemarin, 18 Agustus 2018. Peristiwa dipersoalkan karena dandanan demikian identik dengan ajaran radikal.

Kepala Sekolah TK Kartika V Probolinggo, Hartatik, tempat para anak menerima pendidikan, sempat mengklarifikasi bahwa kostum dan dandanan para anak dimaksudkan sebagai simbol dari perjuangan Rasulullah SAW.

"Kami meminta maaf karena penggunaan atribut itu merefleksikan perjuangan Rasulullah, dan tidak ada maksud mengarah ke simbol-simbol radikalisme," ujar Hartatik.****(ptr)





Berita Lainnya :
 
  • Lantik Pengurus PWI Kuansing, Raja Isyam : Jaga Nama Baik Organisasi dan Selalu Kritik
  • Lolos Semifinal Piala Asia U-23 2024, Indonesia Cetak Sejarah
  • Halal Bihalal Polresta Pekanbaru, 2 Personil Terima Tiket Umroh dari Kapolda Riau
  • Indosat Ooredoo Hutchison Catat Lonjakan Trafik Data Sebesar 17% Sepanjang Hari Raya Idulfitri
  • Menjelajah Dunia Migas di Dumai Expo 2024: Edukasi dan Kontribusi untuk Masa Depan
  • Hari Kartini, PHR Junjung Tinggi Kesetaraan dalam Berkontribusi Bagi Negeri
  • Rangkaian HUT ke-7 Tahun, SMSI Riau Gelar Workshop ''Publisher Rights'' Bersama Ketua Dewan Pers
  • Camat Mandau Dorong Pembentukan DPW IKA Plus Bengkalis, Freddy Antoni Terpilih Sebagai Ketua
  • Rumah Sakit Alihkan Pasien Belum Aktif UHC ke Umum, Diskes Pekanbaru Ancam Putus Kerjasama
  •  
     
     
     
     
    Copyright © 2014-2016
    PT. Surya Cahaya Indonesia,
    All Rights Reserved