Senin, 31/08/20
 
Berdasarkan Rilis KPAI, 84 Persen Anak di Indonesia Mengalami Kekerasan di Sekolah

an | Nasional
Rabu, 22/02/2017 - 04:51:21 WIB
ilustrasi
TERKAIT:
   
 
Bandung (RiauEksis.Com) - Angka kasus kekerasan di sekolah di Indonesia lebih tinggi dari Vietnam (79 persen), Nepal (79 persen), Kamboja (73 persen), dan Pakistan (43 persen).

Berdasarkan data yang dirilis Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menurut survei International Center for Research on Women (ICRW), sebanyak 84 persen anak di Indonesia mengalami kekerasan di sekolah.

"Angka ini lebih tinggi dari Vietnam (79 persen), Nepal (79 persen), Kamboja (73 persen), dan Pakistan (43 persen)," kata
Wakil Ketua KPAI, Maria Advianti dalam keterangan pers, Selasa (21/2/17).

Dia menyebutkan bahwa Sekolah Ramah Anak menjadi solusi untuk mengatasi persoalan kekerasan di lembaga pendidikan.

"Sekolah ramah anak ini harus memiliki sejumlah kriteria, seperti harus aman, memenuhi hak anak, melindungi dari kekerasan, sehat, peduli dan berbudaya serta mendukung partisipasi anak," kata Maria.

Menurut Maria, regulasi menjadi penting agar guru dan orangtua ada kesepahaman mengenai penanganan pendidikan anak di sekolah. "Seluruh komponen sekolah yaitu kepala sekolah, guru, murid dan orang tua murid harus memiliki perspektif yang sama mengenai pendidikan," ujarnya.

Maraknya kasus kekerasan yang menimpa anak di sekolah tersebut pun turut menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Bandung. "Karakter anak terbentuk di usia dini, anak usia dini lebih cepat merekam apapun, oleh karenanya kepribadian yang baik harus diterapkan di usia ini," ujar Bupati Bandung Dadang Naser.

Dadang mengatakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK) merupakan jenjang pendidikan yang amat penting. Karena itu, pada tahun ini Pemerintah Kabupaten Bandung telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 10 Milyar untuk pembangunan di bidang pendidikan, khususnya pendidikan Taman Kanak-kanak.

Jumlah TK di Kabupaten Bandung, menurut Data Pokok Pendidikan (DAPODIK), berjumlah 503 Taman Kanak-kanak. Ini menunjukkan pendidikan di setiap jenjang sekolah menjadi sebuah proses pembelajaran yang tidak hanya mengejar kecerdasan anak semata, tapi juga lebih menjurus pada pendidikan moral untuk membangun generasi yang memiliki karakter.

Di Indonesia, menurut Dadang, rata-rata pendidikan cenderung mengutamakan pengembangan otak kiri, idealnya otak kiri dan kanan haruslah seimbang. Pengembangan Intelegent Quotient (IQ) dan Emotional Quotient (EQ) harus diseimbangkan sejak dini.
"Anak harus betah di sekolah, guru harus menjadi orangtua di sekolah yang mampu mendidik dan melindungi, dan jangan sampai anak takut kepada guru," katanya menambahkan. (re)


sumber: republika.co.id






Berita Lainnya :
 
  • PHR Berhasil Tambah Produksi Minyak dari Lapangan Tua Blok Rokan
  • Wiwik Widaningsih dan Pengurus PWI Siak Periode 2023-2026 Resmi Dilantik
  • Yayasan Kemala Bhayangkari Polda Riau Gelar Syukuran HUT ke-44 dan Dukung Program Generasi Emas 2045
  • PWI Riau Terima Surat Dukungan Resmi untuk HPN 2025 Oleh Pemprov Riau
  • Antusias Siswa SMA Pekanbaru Mengenal Asal Usul Migas Lewat PHR Journey Room
  • Buka Perlombaan PP-PAUD se-Provinsi Riau, Berikut Pesan Adrias Hariyanto
  • Munas BEM SI Ke-XVII, Kapolda Riau : Momentum Calon Pemimpin Masa Depan Berdiskusi untuk Bangsa dan Negara
  • Sepakat Lahirkan Kembali BUMD, Pansus BLJ Optimis Terbitkan Perda Baru
  • Sesuai Mekanisme yang Berlaku, Rekomendasi DPRD diterima oleh Pemkab Bengkalis
  •  
     
     
     
     
    Copyright © 2014-2016
    PT. Surya Cahaya Indonesia,
    All Rights Reserved