177 WNI Mau Berangkat Haji Ditahan Imigrasi Filipina, Di Antaranya Ada Dari Riau
am | Nasional
Senin, 22/08/2016 - 00:41:59 WIB
|
Sebagian jamaah calon haji asal Indonesia yang ditahan imigrasi Filipina
|
TERKAIT:
Jakarta (RiauEksis.Com) - 177 warga negara Indonesia (WNI) yang mau berangkat menunaikan ibadah haji dan kemudian ditahan imigrasi Filipina saat akan terbang ke Arab Saudi, telah berhasil diverifikasi identitas mereka pada Sabtu (20/8/16).
Verifikasi tersebut dilakukan secara verbal oleh tim Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Manila terhadap WNI yang ditahan di Dentensi Imigrasi Camp Bagong Diwa Bicutan, Manila, Filipina dibantu dua orang dari tim pusat.
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal menjelaskan saat ini telah diketahui bahwa dari 177 WNI tersebut, terdapat 100 perempuan dan 77 laki-laki. Lebih dari 50 persen WNI yang ditahan tersebut berasal dari Sulawesi Selatan.
"Selebihnya berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, DKI Jakarta, Kalimantan Utara, Jawa Barat, Jambi, Riau, Sumbawa, DI Yogyakarta, Banten, serta Lampung," ujar Lalu Muhammad Iqbal dalam siaran persnya, Minggu (21/8/16).
Dijelaskannya, kondisi kesehatan 177 WNI di Filipina saat ini baik. KBRI telah memasok kebutuhan logistik harian para WNI, seperti makanan, minuman, obat-obatan, pakaian dan perlengkapan sanitasi.
"Selain itu KBRI Manila juga telah membentuk tim piket agar on daily basis bisa memantau keadaan seluruh 177 WNI di detensi imigrasi dan stand by selama 24 jam per tujuh hari untuk merespon setiap perkembangan yang membutuhkan penanganan secara cepat," ujarnya.
Saat ini, imbuhnya, pihak KBRI sedang melakukan pengecekan data status kewarganegaraan 177 orang tersebut.
Pada Jumat (19/8), sejumlah media melaporkan bahwa paspor palsu yang dipegang para WNI itu diperoleh dari sekelompok warga Filipina yang bekerja pada jasa layanan pemberangkatan ibadah haji di Filipina.
Dengan membayar 6.000 hingga 10.000 dolar Amerika Serikat (AS), mereka dapat berangkat haji yang menggunakan kuota cadangan yang diberikan pemerintah Arab Saudi kepada jemaah haji Filipina.
Ternyata, para anggota jemaah WNI itu diturunkan dari pesawat karena tidak bisa berbicara dalam bahasa Tagalog Filipina. (re)
Sumber: kompas.com