Senin, 31/08/20
 
Rocky Gerung "Publik Harus Bisa Membedakan Antara Informasi yang Faktual dan Sensasional "

Derry | Nasional
Jumat, 15/07/2022 - 11:43:43 WIB
Foto: ist
TERKAIT:
   
 
JAKARTA, Akademisi Rocky Gerung menilai publik harus bisa membedakan antara informasi yang faktual dan sensasional dalam peristiwa berdarah di rumah dinas Irjen Sambo.

"Hal penting adalah memisahkan apa yang sebetulnya sedang diteliti secara scientific oleh pihak kepolisian dan apa yang terlanjur dikonsumsi oleh publik sebagai hal yang sensasional," kata Rocky.

Menurut dia, publik tahu ada korban tewas dalam kasus baku tembak tersebut sehingga wajar pihak keluarga Brigadir J meminta hak pertanggungjawaban hukum atas kematian anggota keluarga mereka.

Fakta lainnya adalah terkait peristiwa pelecehan seksual yang mengawali insiden baku tembak itu. Oleh karena itu, perlindungan terhadap korban pelecehan seksual, dalam hal ini istri Sambo juga harus dihormati bersama.

"Jadi privasi dan memproteksi hak asasi manusia dalam hal ini perempuan yang menjadi korban (pelecehan seksual) itu harusnya dihormati. Publik juga harus menghindari untuk mengonsumsi hal-hal yang sensasional."

Peluk Dukungan Kapolda Metro

Beredar video Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo berpelukan dengan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran. Diketahui pertemuan dalam video berlangsung pada Rabu 13 Juli 2022.

Dalam pertemuan itu, Ferdy Sambo menangis di pelukan Fadil Imran.

Fadil mengatakan kedatangannya menemui Ferdy Sambo untuk memberikan dukungan terkait penembakan yang menewaskan anggota Polri Brigadir Nopriyansah Yosua Hutabarat.

"Saya memberikan support pada adik saya Sambo, agar tegar menghadapi cobaan ini. Ini tidak mudah dan dapat menimpa siapa saja," ujar Fadil, Kamis (14/7).

Saat menemui Ferdy Sambo di ruangan kerja, awalnya Fadil Imran bersalaman. Tak lama kemudian, dia memeluk Ferdy Sambo.

Sementara Mentri Polhukam Mahfud MD. menilai banyak kejanggalan. Penjelasan Polri atas insiden itu juga tidak jelas.

"Kasus ini memang tak bisa dibiarkan mengalir begitu saja karena banyak kejanggalan yang muncul dari proses penanganan, maupun penjelasan Polri sendiri yang tidak jelas hubungan antara sebab dan akibat setiap rantai peristiwanya," kata Mahfud dalam keterangannya yang telah diizinkannya untuk dikutip merdeka.com, Rabu (13/7).

Menurutnya, kredibilitas Polri dan pemerintah menjadi taruhan dalam kasus ini. Sebab, dalam lebih dari setahun terakhir Polri selalu mendapat penilaian atau persepsi positif yang tinggi dari publik sesuai hasil berbagai lembaga survei.

"Kinerja positif pemerintah dikontribusi secara signifikan oleh bidang politik dan keamanan, serta penegakan hukum. Hasil survei terakhir Indikator Politik yang baru diumumkan kemarin misalnya mengatakan begitu," ucapnya.**

Sumber Merdeka.com








Berita Lainnya :
 
  • PHR Berhasil Tambah Produksi Minyak dari Lapangan Tua Blok Rokan
  • Wiwik Widaningsih dan Pengurus PWI Siak Periode 2023-2026 Resmi Dilantik
  • Yayasan Kemala Bhayangkari Polda Riau Gelar Syukuran HUT ke-44 dan Dukung Program Generasi Emas 2045
  • PWI Riau Terima Surat Dukungan Resmi untuk HPN 2025 Oleh Pemprov Riau
  • Antusias Siswa SMA Pekanbaru Mengenal Asal Usul Migas Lewat PHR Journey Room
  • Buka Perlombaan PP-PAUD se-Provinsi Riau, Berikut Pesan Adrias Hariyanto
  • Munas BEM SI Ke-XVII, Kapolda Riau : Momentum Calon Pemimpin Masa Depan Berdiskusi untuk Bangsa dan Negara
  • Sepakat Lahirkan Kembali BUMD, Pansus BLJ Optimis Terbitkan Perda Baru
  • Sesuai Mekanisme yang Berlaku, Rekomendasi DPRD diterima oleh Pemkab Bengkalis
  •  
     
     
     
     
    Copyright © 2014-2016
    PT. Surya Cahaya Indonesia,
    All Rights Reserved