Arab Saudi Minta Bank di Negaranya Setop Transaksi dengan Perbankan Qatar
wan | Ekonomi
Selasa, 06/06/2017 - 23:57:25 WIB
JAKARTA (riaueksis.com) - Bank Sentral Arab Saudi mengeluarkan imbauan untuk bank-bank di negara tersebut tidak bertransaksi dengan perbankan Qatar. Mata uang Qatar, yaitu Qatar Riyal juga tidak lagi diterima.
Demikianlah yang disampaikan sumber dari perbankan Arab Saudi kepada Reuters, dilansir detikfinance.com, Selasa (6/6/2017).
Hal ini menyusul pemutusan hubungan diplomasi oleh Arab Saudi dengan Qatar kemarin. Qatar dianggap telah mendukung pendanaan terhadap kelompok terorisme.
Imbauan tersebut disampaikan pada Senin malam. Hingga sekarang bank sentral belum memberikan komentar resmi.
Sebelumnya beberapa bank Mesir telah menghentikan transaksi dengan perbankan Qatar meski tanpa ada imbauan atau larangan dari bank sentral setempat.
Perbankan Sri Lanka juga ikut-ikutan menghentikan transaksi pembelian mata uang riyal Qatar. Mata uang tersebut dianggap rawan pasca Arab Saudi serta beberapa negara lainnya memutuskan hubungan diplomasi dengan Qatar.
Srilanka Berhenti
Perbankan Sri Lanka ikut-ikutan menghentikan transaksi pembelian mata uang riyal Qatar. Mata uang tersebut dianggap rawan pasca Arab Saudi serta beberapa negara lainnya memutuskan hubungan diplomasi dengan Qatar.
Seperti yang dilansir dari Reuters, Selasa (6/6/2017), tercatat ada empat bank swasta yang telah hentikan pembelian sesuai saran mitra bank tersebut yang berada di Singapura. Padahal Sri Lanka tak termasuk negara yang memutuskan hubungan diplomasi dengan Qatar.
"Pihak lawan kami di Singapura telah meminta kami untuk tidak membeli Qatar Riyal," kata seorang pedagang mata uang senior di sebuah bank kepada Reuters.
Sementara itu, dari bank pemerintah menunggu kebijakan dari bank sentral untuk menyikapi persoalan yang melanda Qatar. Apalagi, setelah empat bank swasta menghentikan pembelian, nilai tukar riyal bergerak melemah.
"Ada penyesuaian di Qatar Riyal setelah beberapa bank telah berhenti membeli," katanya.
Penukaran riyal cukup besar terjadi di Sri Lanka, karena sekitar 50.000 sampai 60.000 orang Sri Lanka setiap tahun selama dua tahun terakhir telah bekerja di Qatar. Qatar telah menyediakan jumlah pekerjaan paling banyak untuk ekspatriat Sri Lanka setelah Arab Saudi dalam dua tahun terakhir.
Bank sentral Sri Lanka masih membutuhkan waktu untuk membahas persoalan tersebut. Hingga sekarang bank sentral tidak pernah meminta perbankan untuk tidak menerima riyal. (wan)
Dikutip dari: detikfinance.com