Lebih Tinggi Dibanding Triwulan Sama 2016
Inflasi Riau Triwulan II 2017 Diperkirakan 4,5-5,5
wan | Ekonomi
Jumat, 24/03/2017 - 16:10:18 WIB
PEKANBARU (RiauEksis.Com) - Inflasi di Provinsi Riau pada triwulan II tahun 2017 diperkirakan berada pada kisaran 4,5-5,5 % (yoy) dengan tendensi ke arah batas atas. Tingkat inflasi triwulan II 2017 ini diperkirakan lebih tinggi dibanding triwulan yang sama tahun 2016 lalu.
Secara keseluruhan tahun 2017, tingkat inflasi diperkirakan berkisar antara 4,05-5,0 % (yoy) dengan tendensi ke arah batas atas, lebih tinggi dibanding capaian tahun 2016 yang sebesar 4,04% (yoy).
"Peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan harga terutama bahan makanan yang cukup tinggi pada awal tahun 2017, penyesuaian tarif listrik dan penyesuaian harga BBM," ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Riau Siti Astiyah pada Forum Diskusi Ekonomi dan Outlook Regional Provinsi Riau, kemarin.
Adapun faktor pendorong inflasi Riau tahun 2017, lanjut Siti, diperkirakan terutama berasal dari inflasi volatile food, bersumber dari kenaikan harga bahan makanan akibat keterbatasan pasokan seiiring dengan kemungkinan terjadinya La nina yang menguat sehingga mengganggu pasokan dari beberapa sentra produksi yang banyak memasok kebutuhan ke wilayah Riau.
Beberapa komoditas seperti aneka cabe, berasm, bawang merah, daging ayam ras, dan daging sapi diperkirakan akan meningkat karena keterbatasan pasokan. Selain itu, tekanan inflasi volatile food juga didorong oleh meningkatnya permintaan masyarakat menjelang Ramadhan dan Idul Fitri pada akhir triwulan II 2017.
Pertumbuhan Ekonomi
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Riau pada triwulan II 2017 secara umum diperkirakan tumbuh meningkat, berada pada kisaran 2,8+- 0,5% (yoy) dengan tendensi ke arah batas bawah. Sumber pertumbuhan dari sisi penggunaan diperkirakan berasal dari konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, investasi dan ekspor yang tumbuh positif dan meningkat jika dibanding triwulan II 2017.
Sedangkan secara sektoral, peningkatan kinerja berasal dari sektor konstruksi dan perdagangan besar dan eceran. Di sisi lain pertumbuhan ekonomi Riau tertahan oleh tingginya impor dan berlanjutnya kontraksi sektor pertambangan dan penggalian.
Secara keseluruhan, tahun 2017 pertumbuhan ekonomi Riau diperkirakan akan mencapai 2,5-3,5% (yoy), lebih tinggi dibanding tahun 2016 yang sebesar 2,23 % (yoy). Laju pertumbuhan tertinggi diperkirakan bersumber dari ekspor dan konsumsi pemerintah.
"Pada tahun 2017, harga komoditas dan energi diperkirakan mengalami perbaikan seiring dengan mulai pulihnya perekonomian global yang dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Selain itu, lebih besarnya anggaran APBD 2017 Provinsi Riau dibanding tahun 2016 diharapkan menjadi pendorong perekonomian Riau ke depan," jelasnya lagi. (wan)