Senin, 31/08/20
 
PENTINGNYA PENERAPAN BUDAYA LITERASI DILINGKUNGAN SEKOLAH

Oleh: Sudarmi, S.Pd. SD (Kepala SDN 50 Bengkalis) | Riau
Kamis, 14/03/2019 - 09:34:42 WIB

TERKAIT:
   
 
Riaueksis.com - Literasi adalah kemampuan individu di dalam mengolah serta memahami informasi pada saat menulis ataupun membaca. Pun demikian, kata literasi ini juga merujuk pada keterampilan bahasa yang lainnya yang meliputi pengetahuan bahasa tulis serta lisan yang sebenarnya membutuhkan serangkaian pengetahuan tentang genre, kultural dan kemampuan kognitif. 

Dari pengertian tersebut saja sudah bisa kita lihat bahwa literasi memiliki makna yang kompleks, namun yang menjadi dasar utama dalam pengembangan makna literasi lebih luas adalah kemampuan baca tulis seseorang.

Istilah literasi dalam bahasa latin disebut sebagai Literatus yang artinya adalah orang yang belajar, namun National Institut for Literacy sendiri menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan literasi adalah kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat. 

Education Development Center (EDC) juga turut mengeluarkan pengertian dari literasi, yaitu kemampuan individu untuk menggunakan potensi serta skill yang dimilikinya, jadi bukan hanya kemampuan baca tulis saja. 

Lebih lanjut lagi, UNESCO juga menjelaskan bahwa literasi adalah seperangkat keterampilan yang nyata, khususnya keterampilan kognitif dalam membaca dan menulis yang terlepas dari konteks dimana keterampilan yang dimaksud diperoleh, dari siapa keterampilan tersebut diperoleh dan bagaimana cara memperolehnya. 

Menurut UNESCO, pemahaman seseorang mengenai literasi ini akan dipengaruhi oleh kompetensi bidang akademik, konteks nasional, institusi, nila-nilai budaya serta pengalaman. 

Kemudian, di dalam kamus online Merriam – Webster, dijelaskan bahwa literasi adalah kemampuan atau kualitas melek aksara dimana di dalamnya terdapat kemampuan membaca, menulis dan juga mengenali serta memahami ide-ide secara visual.

Jika dilihat dari pengertian literasi di diatas, memang literasi hanya tampak berkaitan dengan kegiatan membaca dan meulis saja. Namun sekarang sudah berbeda, karena literasi juga mencakup pegetahuan seseorang berkomunikasi di dalam masyarakat, sehingga tidak heran jika sekarang gerakan literasi sangat digalakkan. 

Karena literasi itu sangat penting dalam kehidupan manusia, terutama di zaman yang diwarnai kecanggihan teknologi saat ini.  Literasi sangat diperlukan dalam segala aspek kehiupan manusia karena kemampuan literasi ini bisa kunci manusia untuk berproses menjadi manusia yang leih berpengetahuan dan berperadaban.

Di indonesia membaca dan menulis tampaknya bukanlah  budaya masyarakat. Masyarakat lebih familiar dengan media visual (menonton), verbal (lisan) atau mendengar dibandingkan membaca, apalagi menulis.

Kondisi di atas tidak hanya pada kalangan awam (masyarakat umum), di lingkungan pelajar dan pendidikan tinggi pun masih jauh dari apa yang disebut budaya literasi yang baik. 

Kalangan generasi muda belum tertanam kecintaan membaca buku, selain sebatas membaca status atau keterpaksaan adanya tugas. Bahkan guru dan dosen, tidak sedikit dari mereka yang juga sama keadaanya. Tidak sulit untuk mengidentifikasi secara lebih riil bahwa masyarakat Indonesia belum memiliki tradisi literasi yang baik.  

Berbeda dengan negara berkembang lainnya, contoh terdekat adalah negara tetangga, meski sudah menggunakan teknlogi cangih  masyarakat  Malaysia masih tetap membawa buku kemana-mana, kalau orang Indonesia pergi kemana-mana membawa tas isi nya makanan, smartphon, kosmetik dan lain-lain. Alhasil kemampuan literasinya juga rendah. 

Ada beberapa hal yang menyebabkan rendahnya kemampuan literasi  terutama pada siswa sekolah dasar antara lain:
  • Guru memiliki minat baca yang rendah
  • Buku-buku yang menarik minat baca siswa cukup sulit untuk diakses
  • Kondisi perpustakaan yang kadang kala kurang memadai
  • Minimnya buku bacaan yang tersedia
  • Kemampuan guru di dalam menerapkan pembelajaran yang berbasis literasi masih rendah
 Untuk meningkatkan kemampuan literasi ini upaya yang dapat ditempuh adalah dengan penerapan budaya literasi sedini mungkin kepada para siswa terutama siswa Sekolah Dasar. Dimulai dari guru dan warga sekolah yang menjadi teladan litersai bagi siswa, mengupayakan agar tersedianya akses  buku-buku bacaan yang mearik minat baca siswa, seperti menyediakan,gerobak baca, gubuk baca dan pojok baca, mengkondisikan perpustakaan sekolah agar nyaman dan memadai, dan menerapkan pembelajaran yang berbasis literasi di kelas.

Seiring kemajuan teknologi gerakan literasi ini tidak sekadar kegiatan membaca dan menulis saja, namun mencakup kepada kemampuan seseorang mengadopsi informasi dari berbagai sumber baik audio, video, cetak ataupun elektronik. Pembelajaran berbasis budaya literasi akan mengondisikan peserta didik untuk menjadi seorang literat. 

Peningkatan kemampuan literasi  dalam belajar sejalan dengan tujuan pendidikan, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas, 2003). Pemerolehan tujuan ini dapat dilakukan siswa jika  mereka telah menjadi sosok literat. Para siswa memiliki bekal literasi dalam dirinya sehingga mampu melengkapi diri dengan kemampuan yang diharapkan.





Berita Lainnya :
 
  • Pemprov Riau Gelar Upacara Peringatan Hari Otonomi Daerah ke-28
  • 5.274 JCH Riau Mulai Diberangkatkan 12 Mei 2024
  • Kapolda Riau adakan Halal Bihalal bersama PD IV KBPP POLRI dan IKAL Propinsi Riau
  • Lantik Pengurus PWI Kuansing, Raja Isyam : Jaga Nama Baik Organisasi dan Selalu Kritik
  • Lolos Semifinal Piala Asia U-23 2024, Indonesia Cetak Sejarah
  • Halal Bihalal Polresta Pekanbaru, 2 Personil Terima Tiket Umroh dari Kapolda Riau
  • Indosat Ooredoo Hutchison Catat Lonjakan Trafik Data Sebesar 17% Sepanjang Hari Raya Idulfitri
  • Menjelajah Dunia Migas di Dumai Expo 2024: Edukasi dan Kontribusi untuk Masa Depan
  • Hari Kartini, PHR Junjung Tinggi Kesetaraan dalam Berkontribusi Bagi Negeri
  •  
     
     
     
     
    Copyright © 2014-2016
    PT. Surya Cahaya Indonesia,
    All Rights Reserved