PEKANBARU, Riaueksis.com - Kabaharkam Polri Komjen Putut Eko Bayuseno, yang juga ketua tim monitoring, evaluasi dan asistensi penanggulangan Karhutla (Kebakaran Hutan dan Lahan, red) mengatakan, ada lima wilayah di Sumatera yang berpotensi rawan terjadinya Karhutla, diantaranya Riau, Jambi, Sumut, Sumsel dan Aceh.
Itu lah yang menjadikan dasar pertemuan, guna membahas hal tersebut di Kota Pekanbaru Provinsi Riau, Rabu (9/8). Para Kapolda di masing-masing wilayah ini pun turut dipanggil untuk bersinergi mencegah Karhutla sejak dini. Demikian dikatakan Kabaharkam, usai pertemuan digelar, Rabu siang di Hotel Pangeran.
Tujuan pertemuan ini adalah untuk memonitoring, evaluasi dan asistensi terhadap penanganan Karhutla, yang sekaligus jadi program Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Di Sumatera, setidaknya ada lima provinsi yang dinilai rawan terjadi kebakaran lahan dan hutan, diantaranya Riau, Aceh, Jambi, Sumut dan Sumsel.
"Makanya kita kumpulkan, jadi bisa saling berbagi informasi dan pengalaman. Kita juga turut menghadirkan instansi terkait lainnya, apakah TNI, BNPB, KLHK serta pemerintah daerah, untuk menyatukan langkah, bersinergi mencegah Karhutla terjadi sejak dini," terang Komjen Putut Eko Bayuseno.
Ada dua cara bertindak dalam pencegahan Karhutla, sambung dia, pertama adalah pencegahan dan kedua penegakkan hukum. Untuk point pertama, dilakukan oleh personel Bhabinkamtibmas selaku 'ujung tombaknya', bersama Bhabinsa (TNI) dan pemerintah (Kepala Desa, red).
"Tiga pilar ini (Bhabinkamtibmas, Bhabinsa dan Kepala Desa, red) ujung tombak pencegahannya. Membina masyarakat agar tidak membakar lahan, sekaligus memberikan informasi dimana titik kebakaran (lahan, red) yang terjadi di wilayahnya masing-masing," sambungnya.
Memaksimalkan itu, personel ini juga disertakan peralatan yang memadai, sehingga bisa bergerak cepat melakukan antisipasi pemadaman.
"Memonitoring, di mana ada titik api, informasi tersebut akan langsung disebar kepada mereka agar segera dipadamkan, diatasi dan ditangani, mumpung apinya masih kecil," urainya.
Menurut Kabaharkam, pola seperti ini sebetulnya sudah dijalankan oleh beberapa provinsi, termasuk Riau. Dia pun berharap, pertemuan tersebut berdampak pada semakin efektifnya pencegahan Karhutla di masing-masing daerah.
"Saya harap Apa yang dihasilkan dalam rapat tadi dapat menjadi SOP (Standar Operasional Prosedur, red) bagi semua Polda. Kita berharap bisa 100 persen efektif, sehingga tidak ada lagi hutan yang terbakar. Yang jelas penegakkan hukum (dari Polri) akan terus berjalan," pertegasnya.
Selain Kabaharkam serta lima Kapolda di Sumatera, pertemuan tersebut juga dihadiri sejumlah pejabat utama dari Mabes Polri. (der)