Mahasiswa Hadang Menko Perekonomian Untuk Berikan Hadiah Garam
Ridwan Alkalam | Riau
Senin, 31/07/2017 - 15:02:39 WIB
PEKANBARU (riaueksis.com) - Keinginan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Riau (UR) untuk bertemu dan berdialog langsung dengan Menko Perekonomian Darmin Nasution terganjal. Padahal mahasiswa yang ingin menerobos bermaksud memberi 'hadiah' sebungkus garam sebagai bentuk protes sikap pemerintah yang mengimpor garam.
Pantauan lapangan, ternyata seorang provost dari kepolisian langsung menghalang-halangi. Namun dua orang mahasiswa yang mengenakan almamater Universitas Riau terus berupaya menerobos untuk memberikan garam.
Namun Menko Perokonomian, Darmin Nasution bersama Gubernur Riau (Gubri) Arsyadjuliandi Rachman terus berjalan masuk ke mobil untuk kemudian bertolak ke Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru.
"Kalau ada aspirasi kasih aja dengan staf saya," kata Darmin kepada mahasiswa tanpa memberi sedikit pun waktu kepada mahasiswa dengan langsung menutup pintu mobil Alfard bernomor RI 18.
Ketua BEM UR, Rinaldi Pare Pare kepada wartawan sampaikan dirinya ingin memberikan hadiah garam ke pada Menko Perekonomian. “Kami ingin tunjukkan bahwa mahasiswa tidak diam saja. Kenapa pemerintah membuka impor garam, membuat petani garam menjerit,” katanya.
Rinaldi juga menyayangkan dirinya dihalang-halangi oleh aparat untuk berjumpa dengan Menko Perekonomian. “Ini Kali ke dua Kami dihalangi. Sewaktu dengan Presiden juga begini. Padahal kami ingin sampaikan bahwa pemerintah membuat masyarakat semakin susah,” katanya sambil menunjukkan kertas tuntutan.
Sebenarnya kata Rinaldi, banyak yang ingin disampaikan dengan Menteri. Tapi sepertinya niat baik itu tak dianggap. "Soal garam impor inikan harusnya tak terjadi. Kenapa kita negara Indonesia yang akan potensi garam justru malah mengimpor," ujar Rinaldi Pare-pare bersama sejumlah mahasiswa lainnya.
Begitu juga kebijakan menaikan tarip listrik, juga dipandang terlalu membebani masyarakat, khususnya eknomi menengah ke bawah. "Apa yang disampaikan menteri tadi dalam bahwa perekonomian kita baik sangat bertolak belakang. Petani kita sejahtera, pengangguran seperti disampaikan Menteri Tenaga Kerja juga tidak sesuai dengan kenyataan," ujar Rinaldi lagi. (wan)