Senin, 31/08/20
 
Inilah Nama 11 Raja Yang Pernah Bertahta di Kerajaan Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau

an | Riau
Rabu, 25/01/2017 - 00:37:58 WIB
Istana Kerajaan Gunung Sahilan
TERKAIT:
   
 
Pekanbaru (RiauEksis.Com) - Selain Kerajaan Siak di Kabupaten Siak, di Provinsi Riau juga ada Kerajaan Rantau Kampar Kiri yang lebih dikenal dengan sebutan Kerajaan Gunung Sahilan. Kerajaan ini  memiliki sebelas raja.

Pada awalnya, rajanya merupakan cucu keempat dari Sri Maha Raja Diraja di Pagaruyung, Minang Kabau. Sampai saat ini, data-data silsilah Kerajaan Rantau Kampar Kiri ini masih terarsipkan dengan baik.

Pertama, raja pertama berasal dari cucu keempat Sri Maha Raja Diraja yang mula-mula menjadi raja di Minang Kabau. Kedua, sebagian besar penduduk Kampar Kiri keturunan Minang Kabau.

Ketiga, adat istiadat juga diambil dari Pagaruyung, Minang Kabau. Keempat, daerah kekuasaan Kerajaan Rantau Kampar Kiri mulai dari Sialang Berlantak Besi di Muara Langgeng Rantau Taras sampai dengan di Batang Durian di Paku Raja, Pangkalan Kapas di daerah Ludai sekarang ini.

Sistem kerjaannya dipimpin seorang raja dan dibantu lima pembesar sebagaimana di Kerajaan Pagaruyung. Kelima pembesar itu yakni pertama, Datuk Besar Khalifah Kiri berkedudukan di Gunung Sahilan. Kedua, Datuk Bendaharo Khalifah Kuntu berkedudukan di Kuntu.

Ketiga, Datuk Bendahato Ujung Bukit berkedudukan di Ujung Bukit. Keempat, Datuk Gadang Khalifah Batu Sandang berkedudukan di Batu Sanggan. Kelima Datuk Maharajo Besar Khalifah Ludai berkedudukan di Ludai.

Berdasarkan catatan buku sejarah Tengku H Ibrahim Wazir Kerajaan Rantau Kampar Kiri yang ditulis 18 Mei 1950 kemudian disalin ulang oleh H Dharmansyah, salah seorang cucu dari T H Ibrahim dengan Putri Intan yang dipertuan gadis pada 25 September 1978.

Di antara raja-raja tersebut memerintah pernah terputus-putus. Di antara raja yang bertahta, ada selam 80 tahun, 100 tahun bahkan ada yang lebih dari itu. Ini diakibatkan beberapa hal. Seperti bibit kerajaan yang masih kecil atau ada juga karena belum ada keturunan.

Berikut 11 raja yang memerintah di Rantau Kampar Kiri atau di Istana Koto Dalam Gunung Sahilan. Pertama, Raja Berdarah Putih, dengan nama aslinya Raja Mangiang. Gelarnya, Raja Muda di Gunung Sahilan. Beliau adalah anak Raja Gamunyang.

Kedua yakni Raja Bersusuk Empat. Ketiga, Sultan Dipertuan Sakti dengan gelar Sultan Bujang Sati. Keempat, Sultan Dipertuan Muda. Kelima, Sultan Dipertuan Hitam. Keenam, Sultan Dipertuan Besar. Ketujuh, Sultan Abdul Jalil yang dipertuan besar nama kecilnya Sultan Daulat.

Kedelapan, Sultan Abdul Rahman Yang Dipertuan Muda. Sembilan, Sultan Abdullah Saia, nama kecilnya Tengku Sulung. Kuburannya di Sukjadi, Kota Pekanbaru, meninggal dunia 18 Maret 1951.
Sepuluh Sultan Abdulah Hasan, Yang Dipertuan Sakti. Kuburannya di Lipat Kain yang meninggal 8 Desember 1957. Sebelas, Tengku H Gazali, gelarnya Putra Mahkota. Tengku H Razali lahir pada 26 Juni 1930, dinobatkan jadi Raja pada 15 Juni 1941, bersempena diangkatnya pemerintahan Tengku Sulung Yang Dipertuan Sakti.
Tetapi Tengku H Gazali, gelar Putra Mahkota belum sempat naik tahta, karena pada tahun 1945 Kerajaan Rantau Kampar Kiri ini menyatakan dukungannya kepada kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Tengku H Gazali meninggal pada usia 45 tahun, pada 26 Juni 1975. Kuburannya di pemakaman umum Jalan Rajawali Sukajadi, Pekanbaru.

Keterangan dari catatan sejarah adat Kerajaan Rantau Kampar Kiri ini ditulis Tengku H Ibrahim, Wazir dari Kerajaan Rantau Kampar Kiri bersama Al Ustadz H Amir Muhammad Isa Guru Tarbiyatul Islamiyah Gunung Sahilan pada 14 Juni 1939.

Kemudian disesuaikan dari keterangan oleh dari keturunan yang Dipertuan Raja Minang Kabau yang beristana di Pagauyung dilengkapi dengan benda-benda bersejarah yang ada di Gunung Sahilan.

Sebagai informasi tambahan, Istana Kerajaan Rantau Kampar Kiri ini sampai saat ini masih tegak berdiri. Bangunannya terbuat dari bahan kayu.

Tidak jauh dari Istana Kerajaan, terdapat sejumlah kuburan para raja yang diantara batu nisanya sudah bertulis keterangan nama, tanggal lahir serta tahun mangkatnya. Namun ada juga batu nisan polos, tetapi masih terjaga. (re)



sumber: riauterkini.com





Berita Lainnya :
 
  • HMI Komisariat Unilak Adakan Seminar TeknologiĀ 
  • Pemusnahan Barang Bukti Narkoba Jaringan Internasional, Kapolda Riau : Sikat Habis Kampung Narkoba
  • Seleksi Calon Polisi, Ribuan Peserta Padati Mapolda Riau
  • Pemprov Riau Gelar Upacara Peringatan Hari Otonomi Daerah ke-28
  • 5.274 JCH Riau Mulai Diberangkatkan 12 Mei 2024
  • Kapolda Riau adakan Halal Bihalal bersama PD IV KBPP POLRI dan IKAL Propinsi Riau
  • Lantik Pengurus PWI Kuansing, Raja Isyam : Jaga Nama Baik Organisasi dan Selalu Kritik
  • Lolos Semifinal Piala Asia U-23 2024, Indonesia Cetak Sejarah
  • Halal Bihalal Polresta Pekanbaru, 2 Personil Terima Tiket Umroh dari Kapolda Riau
  •  
     
     
     
     
    Copyright © 2014-2016
    PT. Surya Cahaya Indonesia,
    All Rights Reserved